Rabu, 08 Juni 2011

Ada fosil pohon di Manggala Wanabakti…

Keberadaan Museum Kehutanan ini aku ketahui secara tidak sengaja . Saat itu aku heran melihat ada lokomotif kuno di area taman dekat tempat aku memarkirkan mobil di Gedung Manggala Wanabakti. Meski tidak sempat mencari informasi tentang itu, aku tetap mengambil fotonya, baru pada kunjungan yang kesekian kali aku punya waktu untuk mencari tahu. Rupanya ada Museum disitu. Museum Kehutanan Nasional.

Museum ini didirikan pada era nya Soeharto dan diresmikan pada 24 Agustus 1983. Gila banget ya…sudah berumur hampir 30 tahun aku baru tahu sekarang. Selama ini aku sama sekali gak pernah dengar, aku yang kurang baca atau memang informasinya yang langka. Atau mungkin aku yang gak menaruh perhatian karena gak ada sangkut pautnya sama pendidikanku dan pekerjaan? Gak taulah! Yang jelas, museum itu kemudian masuk dalam daftar tempat yang harus aku kunjungi bersama keponakan-keponakan kecilku, karena itu aku harus berkunjung lebih dulu, supaya bisa bercerita banyak dengan bahasa yang anak-anak suka, berdongeng sambil berkeliling museum.

Aku ke Museum bareng jagoanku yang kebetulan punya waktu luang banyak, karena baru saja menyelesaikan SMAnya.

Museum Kehutanan Nasional berlokasi di Gedung Manggala Wanabakti Blok VI, koleksinya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan dan kehutanan yang ditata demikian apik pada bangunan seluas 1.446 m². Selain menyajikan produk/hasil hutan seperti kayu, terdapat pula diorama yang menggambarkan kondisi hutan alam, hewan-hewan yang hidup di hutan, sarana yang digunakan dalam kegiatan di bidang hutan dan kehutanan seperti alat angkut tradisional, serta contoh kayu-kayu yang terserang penyakit juga ada disana.

Semua yang disajikan sesuai dengan fungsi dan tujuan keberadaan museum yang didirikan memang untuk mendokumentasikan segala kegiatan di bidang hutan dan kehutanan yang bernilai sejarah, sebagai sarana edukasi, informasi dan rekreasi yang memiliki unsur pendidikan untuk menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan, Jadi sebenarnya keberadaan Museum ini penting untuk dunia pendidikan kita. Anak-anak perlu dikenalkan pada sumber daya alam Indonesia, Hutan!


Begitu melewati pintu masuk museum yang buka dari jam 08:00 s/d 15:30, mata langsung tertuju pada sebatang pohon pohon yang menjulang tinggi, tingginya mencapai 15 meter, dengan diameter batang 1.3 meter. Batang pohon asli, tapi tidak daunnya. Pohon Jati (Tectona grandis) yang “tumbuh” di dalam museum, umurnya sudah mencapai 139 tahun, berasal dari Cepu, Jawa Tengah.


Didekatnya, agak kesebelah kanan terdapat tiga gelondong kayu yang terlihat seperti bersemen, ternyata itu adalah fosil kayu yang diperkirakan umurnya sudah 40 ribu tahun, ditemukan di palung sungai Balaraja, Tangerang, Banten.


Ada potongan melintang gelondongan kayu Jati yang berumur 336 tahun dimana garis-garis sentris kambiumnya dihubungkan dengan tahun pertahun peristiwa-peristiwa penting sejarah Indonesia.


Berjalan ke arah kanan di lokasi museum, kita akan melihat potongan-potongan beberapa pohon kayu yang berdiameter besar, ada kayu Mahoni, Meranti, Damar, Kapur.


Ada kerajinan dari Kalimantan Tengah yang dibuat dari getah pohon Nyatu (Nyatoh) berbentuk perahu.


Buatku, isi museum ini cukup menarik, karena kebetulan aku penyuka kayu jati, jadi warna-warna kayu , alur seratnya selalu berhasil membuatku terpikat.



Selain itu masih banyak lagi koleksi yang berkaitan dengan kegiatan hutan dan kehutanan:


Hasil hutan ikutan:


Oya , yang tidak kalah menarik adalah kereta barang yang ditarik lokomotif Madjoe yang ada di bagian luar gedung museum serta fosil pohon Kayu Kamper yang terbujur panjang:


Selintas siapa yang mengira bahwa itu adalah bukti sejarah purbakala. Fosil pohon kayu kamper ini panjangnya 28 meter dan diameter pangkalnya 105 cm. Fosil pohon ini ditemukan di Kabupaten Lebak Banten, 20 km tenggara dari Rangkas Bitung yang diperkirakan terbentuk pada zaman Pliosin awal sekitar 5 juta tahun lalu.

Ayo deh berkunjung kesana, selain ke museum, di Manggala Wanabakti kita sekaligus bisa belajar mengenal pohon, karena semua pohon yang ada bernama.

pohon Bintaro


pohon Trembesi

Oleh: Yoen Aulina Casym, KOMPASIANA Kompas.Com, 08 June 2011 | 12:35

Tidak ada komentar: